ARTIKEL 2: PERBEDAAN ANTARA KONSELING DENGAN
PSIKOTERAPI
Konseling dan psikoterapi
merupakan teknik intervensi yang saling menyerupai satu sama lain. Tetapi pada
dasarnya kedua hal tersebut memiliki beberapa perbedaan mendasar yang
membedakan satu sama lain.
Berdasarkan definisinya, Konseling
merupakan proses wawancara tatap muka antara dua orang (konselor dan klien)
yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada klien, sehingga klien dapat
memecahkan masalahnya dan lebih berkembang dalam kehidupan sekarang dan masa
depannya. Konseling lebih berpusat pandang masa kini dan masa yang akan datang melihat
dunia klien. Klien tidak dianggap sakit mental dan hubungan antara konselor dan
klien itu sebagai teman yaitu mereka bersama-sama melakukan usaha untuk tujuan –
tujuan tertentu, terutama bagi orang yang ditangani tersebut. Konselor
mempunyai nilai-nilai dan sebagainya, tetapi tidak akan memaksakannya kepada
individu yang dibantunya konseling berpusat pada pengubahan tingkah laku,
teknik – teknik yang dipakai lebih bersifat manusiawi. Konselor bekerja dengan
individu yang normal yang sedang mengalami masalah.
Sedangkan definisi Psikoterapi adalah
suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan
prinsip-psinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah
laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku
abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai
seorang individu. Psikoterapi lebih berpusat pada pndangan masa yang lalu dan
melihat masa kini individu, klien dianggap sakit mental. Klien dianggap sebagai
orang sakit dan ahli psikoterapi (terapis) tidak akan pernah meminta orang yang
ditolongnya itu untuk membantu merumuskan tujuan-tujuan, terapis berusaha
memaksakan nilai-nilai dan sebagainya itu kepada orang yang ditolongnya.
Psikoterapis berpusat pada usaha pengobatan teknik-teknik yang dipakai adalah
yang telah diresepkan, terapi bekerja dengan “dunia dalam” dari kehidupan
individu yang sedang mengalami masalah berat, psikologi dalam memegang peranan.
Wolberg (1954) merumuskan
psikoterapi sebagai suatu bentuk perawatan (perlakuan atau treatment) terhadap masalah yang timbul yang asalnya dari faktor
emosi pda mana seorang yang terlatih, dengan terencana mengadakan hubungan
profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah suatu simtom, dan
mencegah simtom tersebut tidak muncul pada individu yang terganggu pola
perilakunya, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang lebih
positif.
Eysenck (dalam Gunarsa, 1992),
merumuskan psikoterapi dalam beberapa ciri, yakni:
1.
Hubungan antar perorangan yang
berlangsung lama
2.
Melibatkan seseorang yang terlatih
3.
Adanya ketidakpuasan pada diri klien
tentang sesuatu yang emosional atau penyesuaian diri.
4.
Pemakaian metode psikologi
5.
Aktivitas yang mendasarkan pada
teori tentang kelainan mental
6.
Melalui hubungan yang dilakukan,
bertujuan memperbaiki ketidakpuasannya terhadap diri sendiri.
untuk memahami berbagai hal lain yang
berkaitan dengan psikoterapi dan konseling maka berikut adalah ulasan
pembahasan untuk membedakannya, yaitu:
Perbedaan
Berdasarkan Tujuan
Konseling bertujuan membantu seseorang
dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan. Menurut Hahn & MacLean (dalam
Gunarsa, 1992), mengemukakan mengenai tujuan konseling yakni menitikberatkan
pada upaya pencegahan agar penyimpangan yang merusak dirinya tidak timbul
sedangkan psikoterapi terlebih dahulu menangani penyimpangan yang merusak dan
baru kemudian menangani usaha pencegahannya. Mowrer (dalam Gunarsa, 1992)
mengatakan bahwa konseling berhubungan dengan usaha membatasi klien yang
mengalami gangguan kecemasan biasa (normal
anxiety). Sedangkan psikoterapi berusaha menyembuhkan klien atau pasien
yang menderita neurosis – kecemasan (neurotic
anxiety).
Tyler (dalam Gunarsa, 1992)
mengungkapkan bahwa konseling berkaitan dengan proses bantuan untuk klien
dengan menumbuhkan identitas, sedangkan psikoterapi melakukan perubahan pada
struktur dasar perkembangan; konseling berkaitan dengan penggunaan sumber yang
ada, sebaliknya psikoterapi berkaitan dengan perubahan kepribadian. Tyler (dalam
Gunarsa, 1992) pun menambahkan keterangan mengenai perbedaan konseling dan
psikoterapi yaitu konseling mengatasi masalah – masalah yang muncul karena
perannya yang ada, sedangkan psikoterapi berhubungan dengan konflik yang ada
dalam diri seseorang (intrapersonal). Blocher (dalam Gunarsa, 1992) membedakan
konseling dan psikoterapi secara singkat yaitu:
- Pada konseling: developmental – educative – preventive.
- Pada psikoterapi: remediative – adjustive – therapeutic.
Perbedaan
antara Klien – Konselor dengan Klien (Pasien) - Psikoterapis
Secara tradisional, cara menemukan
perbedaan pada bidang konseling dan psikoterapi melalui klien yang dihadapi
sangatlah mudah. Jika pada konseling, konselor menghadapi klien yang normal,
sebaliknya pada psikoterapi, psikoterapis menghadapi klien (pasien) yang
mengalami neurosis atau psikosis.
Konselor dan psikoterapis pada umumnya
memiliki latar belakang yang berbeda, namun ada kesamaan pada subjek tertentu
yang harus dipelajari dan dilatih. Blocher (dalam Gunarsa, 1992) mengemukakan
ciri – cirinya untuk membedakan antara konseling dan psikoterapi yaitu klien
yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa,
tapi sebagai orang yang mampu memilih tujuan, keputusan, dan bertanggung jawab
terhadap perbuatannya, sedangkan klien (pasien) yang dihadapi psikoterapis
berbanding terbalik dengan konselor; Konseling dipusatkan pada keadaan sekarang dan
yang akan datang. Sedangkan psikoterapi berlawanan dengan konseling. Klien
adalah klien dan bukan pasien. Maka konselor tidaklah netral secara moral atau
tidak bermoral, melainkan memiliki nilai, perasaan, dan norma sendiri,
sedangkan psikoterapis berbanding terbalik dengan konselor dan klien danggap
sebagai pasien; Konselor memusatkan pada perubahan perilaku,tidak hanya
menumbuhkan pengertian, sedangkan psikoterapis melakukan hal sebaliknya jika
dibandingkan dengan konselor.
Perbedaan Berdasarkan pada Metode yang Digunakan
Stefflre & Grant (dalam Gunarsa
1992) membedakan konseling dengan psikoterapi yaitu dengan, konseling memiliki
jangka waktu yang lebih singkat; lebih sedikit waktu pertemuannya; Lebih banyak
melakukan evaluasi psikologis; lebih memperhatikan masalah sehari – hari klien;
lebih memfokuskan pada aktivitas kesadarn; lebih memberikan nasihat, kurang
berhubungan dengan transferens; lebih menekankan pada situasi yang riil, lebih
kognitif dan berkurang intensitas emosi; lebih menjelaskan atau menerangkan dan
lebih sedikit kekaburannya. Hal – hal tersebut yang terkait dengan konseling
sangat berbeda jika dibandingkan dengan psikoterapi. Brammer & Shostroom (dalam
Gunarsa, 1992) mengemukakan bahwa:
- Konseling ditandai oleh adanya terminologi, “educational, vocational; supportive, situational, problem solving; conscious awareness, normal, present time, dan short time”.
- Psikoterapi ditandai dengan “supportive (dalam keadaan krisis) reconstructive; depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long – term”.
Kesimpulan:
Perbedaan konseling dan psikoterapi yang
disimpulkan oleh Pallone dan Patterson (dalam Gunarsa, 1992) yaitu:
- konseling untuk klien, Gangguan yang kurang serius, Masalah jabatan, pendidikan, Berhubungan dengan pencegahan, Lingkungan pendidikan dan non medis, Berhubungan dengan kesadaran, dan Metode pendidikan.
- Psikoterapi untuk Pasien, Gangguan yang serius, Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan, Berhubungan dengan penyembuhan, Lingkungan medis, Berhubungan dengan ketidaksadaran.
Sumber bacaan:
Gunarsa, Singgih D. (1992). Konseling
dan psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar